TEKNIK PENGECORAN
DENGAN CETAKAN PASIR
Cetakan
pasir merupakan cetakan yang paling banyak digunakan, karena memiliki
keunggulan :
1.
Dapat
mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan
titanium;
2.
Dapat
mencetak benda cor dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar;
3.
Jumlah
produksi dari satu sampai jutaan.
Tahapan
yang lebih umum tentang pengecoran cetakan pasir diperlihatkan dalam gambaran
dibawah ini.
1. Pasir
Kebanyakan
pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika (SiO2).
Pasir merupakan produk dari hancurnya batu-batuan dalam jangka waktu lama.
Alasan pemakaian pasir sebagai bahan cetakan adalah karena murah dan
ketahanannya terhadap temperatur tinggi. Ada dua jenis pasir yang umum digunakan
yaitu naturally bonded (banks sands) dan synthetic (lake sands).
Karena komposisinya mudah diatur, pasir sinetik lebih disukai oleh banyak
industri pengecoran.
Pemilihan
jenis pasir untuk cetakan melibatkan bebrapa faktor penting seperti bentuk dan
ukuran pasir. Sebagai contoh , pasir halus dan bulat akan menghasilkan
permukaan produk yang mulus/halus. Untuk membuat pasir cetak selain dibutuhkan
pasir juga pengikat (bentonit atau clay/lempung)
dan air. Ketiga Bahan tersebut diaduk dengan komposisi tertentu dan siap
dipakai sebagi bahan pembuat cetakan.
2. Jenis Cetakan
Pasir
Klarifikasi
Cetakan Pasir :
Cetakan
pasir basah.
Cetakan
pasir kering.
Cetakan
kulit kering.
Cetakan
pasir basah merupakan cetakan yang banyak digunakan dan paling murah. Kata
“basah” dalam cetakan pasir basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung
air atau lembab ketika logam cair dituangkan ke cetakan itu. Istilah lain dalam
cetakan pasir adalah skin dried. Cetakan ini sebelum dituangkan logam cair
terlebih dahulu permukaan dalam cetakan dipanaskan atau dikeringkan. Karena itu
kekuatan cetakan ini meningkat dan mampu untuk diterapkan pada pengecoran
produk-produk yang besar, dibuat dari campuran pasir, lempung, dan air.
Cetakan
pasir basah juga banyak digunakan untuk
besi tuang, paduan logam tembaga dan aluminium yang beratnya relatif kecil
(maksimum 100 kg).
Keunggulan
:
Memiliki
kolapsibilitas yang baik.
Permeabilitas
baik.
Reusabilitas
yang baik, dan
Murah.
Kelemahan
:
Uap
lembab dalam pasir dapat menyebabkan kerusakan pada berberapa coran, tergantung
pada logam dan geometri coran.
Komposisi :
Pasir (80-90) %.
Bentonit (10-15) %.
Air (4-5) %.
Bahan penolong /grafit (2-3) %.
Cetakan
pasir kering, dibuat dengan menggunakan bahan pengikat organik, dan kemudian
cetakan dibakar dalam sebuah oven dengan temperatur berkisar antara 204o
sampai 316oC. Pembakaran dalam oven dapat memperkuat cetakan dan
mengeraskan permukaan rongga cetakan.
Cetakan pasir kering digunakan pada benda tuang yang berukuran besar
(diatas 100 kg).
Komposisi :
Pasir (80-90) %.
Tanah liat (10-15) %.
Gula tetes (1-2) %.
Pitch (1-1,5) %.
Milase (0,5-1) %.
Air (kurang dari 4 %)
Keunggulan
:
Dimensi
produk cetak lebih baik.
Kelemahan
:
Lebih
mahal dibandingkan dengan cetakan pasir basah;
Laju
produksi lebih rendah karena dibutuhkan waktu pengeringan;
Pemakaian
terbatas untuk coran yang medium dan besar dalam laju produksi rendah → medium.
Cetakan
kulit kering, diperoleh dengan mengeringkan permukaan pasir basah dengan
kedalaman 1,2 cm sampai dengan 2,5 cm pada permukaan rongga cetakan. Bahan
perekat khusus harus ditambahkan pada campuran pasir untuk memperkuat permukaan
rongga cetak.
Klasifikasi
cetakan yang telah dibahas merupakan klasifikasi konvensional. Saat ini telah
dikembangkan cetakan yang menggunakan pengikat bahan kimia. Beberapa bahan
pengikat yang tidak menggunakan proses pembakaran, seperti antara lain resin
turan, penolik, minyak alkyd. Cetakan
tanpa pembakaran ini memiliki kendali dimensi yang baik dalam aplikasi produksi
yang tinggi.
3. Inti
Untuk
produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok mesin kendaraan atau
katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti ditempatkan dalam rongga cetak
sebelum penuangan untuk membentuk permukaan bagian dalam produk dan akan
dibongkar setelah cetakan membeku dan dingin. Seperti cetakan, inti harus kuat,
permeabilitas baik, tahan panas dan tidak mudah hancur (tidak rapuh).
Pemasangan
inti didalam rongga cetak kadang-kadang memerlukan pendukung (support) agar posisinya tidak berubah.
Pendukung tersebut disebut chaplet, yang dibuat dari logam yang memiliki titik
lebur yang lebih tinggi dari pada titik lebur benda cor. Sebagai contoh,
chaplet baja digunakan pada penuangan besi tuang, setelah penuangan dan
pembekuan chaplet akan melekat ke dalam benda cor (lihat gambar 1). bagian
chaplet yang menonjol ke luar dari benda cor selajutnya dipotong.
Gambar
1.
(a)
Inti disangga dengan chaplet,
(b)
chaplet,
(c)
hasil coran dengan lubang pada bagian dalamnya
|
1. Alatbantu
Alat-alatbantu
yang dipergunakan untuk membuat cetakan pasir dapat di lihat pada gambardi
bawah ini.

Gambar2.
Alat Bantu dalam Proses pengecoran
A. PROSES PEMBUATAN RANGKA CETAKAN PASIR
1. Beberapaindikator untuk menentukan kualitas
cetakan pasir :
a. Kekuatan,kemampuan
cetakan untuk mempertahankan bentuknya dan tahan terhadap pengikisanoleh aliran
logam cair. Hal ini tergantung pada bentuk pasir, kualitas pengikatdan
faktor-faktor yang lain.
b. Permeabilitas,kemampuan
cetakan untuk membebaskan udara panas dan gas dari dalam cetakanselama operasi
pengecoran melalui celah-celah pasir cetak.
c. Stabilitastermal,
kemampuan pasir pada permukaan rongga cetak untuk menahan keretakan
danpembengkokan akibat sentuhan logam cair.
d. Kolapsibilitas(collapsibility), kemampuan
cetakanmembebaskan coran untuk menyusut tanpa menyebabkan coran menjadi retak.
e. Reusabilitas,kemampuan
pasir (dari pecahan cetakan) untuk digunakan kembali (didaur ulang).
2. Jenis-jenis pasir
cetak antara lain:
Pasir silica.
Pasir zircon.
Pasir olivine.
Pasir chromit.
3. Tahapanpengecoran logam dengan cetakan pasir :
Dalam
gambar 2ditunjukkan tahapan pengecoran logam dengan menggunakan cetakan pasir sebagaiberikut
:
a. Pembuatan pola,
sesuai dengan bentuk coran yangakan dibuat;
b. Persiapan pasir
cetak;
c. Pembuatan
cetakan;
d. Pembuatan inti
(bila diperlukan);
e. Peleburan logam;
f. Penuangan logam
cair kedalam cetakan;
g. Pendinginan dan
pembekuan;
h. Pembongkaran
cetakan pasir;
i. Pembersihan dan
pemeriksaan hasil coran;
j. Produk cor
selesai.

4. Saluranmasuk,
penambah, dan karakteristik pembekuan
Sistem saluran masuk
(gating system) untuk mengalirkanlogam cair ke dalam rongga cetakan, terdiri
dari cawan tuang, saluran turun,pengalir dan saluran masuk tempat logam
mengalir memasuki rongga cetakan.Fungsi system saluran masuk perlu dirancang
dengan mantap denganmempertimbangkan faktor-faktor berikut:
a. Aliranlogam
hendaknya memasuki rongga cetakan pada dasar atau dekat dasarnya
denganturbulensi seminimal mungkin. Hal ini perlu diperhatikan, khususnya pada
bendatuang yang kecil
b. Pengikisandinding
saluran masuk dan permukaan rongga cetakan harus ditekan denganmengatur aliran
logam cair atau dengan menggunakan inti pasir kering.
c. Aliranlogam cair
yang masuk harus diatur sedemikian sehingga terjadi solidifikasiterarah.
Solidifikasi hendaknya mulai dari permukaan cetakan kea rah logam cairsehingga
selalu ada logam cair cadangan untuk menutupi kekurangan akibatpenyusutan.
d. Usahakanlahagar
slag, kotoran atau partikel asing tidak dapat masuk ke dalam ronggacetakan.

5. Tahapanpembuatan cetakan pasir :
a. Pemadatan pasir
cetak di atas pola;
b. Pelepasan pola
dari pasir cetak→rongga cetak;
c. Pembuatan saluran
masuk dan riser;
d. Pelapisan rongga
cetak;
e. Bila coran
memiliki permukaan dalam (mis :lubang), maka dipasang inti;
f. Penyatuan
cetakan;
g. Siap untuk digunakan.
6. Proses Peleburan Logam
Peleburanlogam
merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karenaberpengaruh
langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mulamuatan yang
terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan material lainnya sepertifluks dan
unsur pembentuk terak dimasukkan kedalam tungku.Fluksadalah senyawa inorganic yang dapat “membersihkan” logam
cairdengan menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur
pengotor (impurities). Fluks memiliki
beberpakegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan, seperti pada
paduanalumunium terdapatcover fluxes(yangmenghalangi
oksidasi dipermukaan alumunium cair).Cleaning
fluxes,drossingfluxes,refining fluxes, danwall cleaning fluxes.
Tungku-tungkupeleburan
yang biasa digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungkubusur
listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan tungku kupola.Karakteristik
masing-masing tungku peleburan adalah :
Tungku kupola
Tungkuini terdiri
dari suatu saluran/bejana baja vertikal yang didalamnya terdapatsusunan bata
tahan api
Muatanterdiri
dari susunan atau lapisan logam, kokas dan fluks
Kupoladapat
beroperasi secara kontinu, menghasilkan logam cair dalam jumlah besar danlaju
peleburan tinggi
MuatanKupola
- Besi kasar (20 %
- 30 %)
- Skrap baja (30 %
- 40 %)
Kadarkarbon
dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran
denganprosentase karbon dan Si yang terbatas. Untuk besi cor kekuatan
tinggiditambahkan dalam jumlah yang banyak.
Skrap balik
Yangdimaksud
skrap balik adalah coran yang cacat, bekas penambah, saluran turun,saluran
masuk atau skrap balik yang dibeli dari pabrik pengecoran.
Paduan besi
Paduan
besi seperti Fe-Si, Fe-Mnditambahkan untuk mengatur komposisi. Prosentase
karbon berkurang karenaoksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang
disebabkan oleh reaksiantar logam cair dengan kokas. Prosentase karbon terutama
diatur olehperbandingan besi kasar dan skrap baja. Tambahan harus dimasukkan
dalamperhitungan untuk mengimbangi kehilangan pada saat peleburan.
Penambahandimasukkan 10 sampai 20 % untuk Si dan 15 sampai 30 % untuk Mn.
Prosentase
steel bertambah karenapengambilan steel darikokas. Peningkatan kadar belerang
(steel) yangdiperbolehkan biasanya 0,1 %.
B. PROSES PEMBUATAN MODEL CETAKAN PASIR
1. Pola
Pola
merupakan gambarandari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat dibuat dari
kayu,plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola tergantung pada bentuk
danukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis
prosespengecoran yang digunakan.
Jenis-jenis
pola :
a. Pola tunggal (one
pice pattern/solidpattern)
Biasanyadigunakan
untuk bentuk produk yang sederhana dan jumlah produk sedikit. Polaini dibuat
dari kayu dan tentunya tidak mahal.
b. Pola terpisah
(spilt pattern)
Terdiridari
dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh rongga cetak
darimasing-masing pola. Dengan pola ini, bentukproduk yang dapat dihasilkan
rumitdari pola tunggal.
c. Match-piate
pattern
Jenisini
popular yang digunakan di industri. Pola “terpasang jadi satu” dengan
suatubidang datar dimana dua buah pola atas dan bawah dipasang berlawanan arah
padasuatu pelat datar. Jenis pola ini sering digunakan bersama-sama dengan
mesinpembuatan cetakan dan dapat menghasilkan laju produksi yang tinggi untuk
produk-produkkecil.
d. Pola cope dan
drug
Polaini
hampir sama dengan pola dengan papan penyambung, tetapi pada pola ini duabagian
dari pola belah masing-masing ditempelkan pada papan yang terpisah. Polaini
biasanya juga dilengkapi dengan sistem saluran masuk dan riser.

2. Hal yang perlu diperhatikan dalam
prosespembentukan pola atau model cetakan pasir
a. KetepatanUkuran
Coran
Pada
pembuatan polaharus diperhatikan beberapa hal antara lain: pengaruh penyusutan
logam cair,ketirusan, penyelesaian, distorsi dan kelonggaran, sehingga kita
dapatmemperoleh benda cor yang benar-benar sesuai dengan benda yang akan
dibuat.
b. Penyusutan
Karena
hampir semuajenis logam menyusut pada waktu pembekuan, pada waktu membuat pola
perluditambahkan ukuran penyusutan. Untuk kemudahan, untuk besi cor dapat
digunakanmister susut yang 1,04% atau 0,00104 mm/mm lebih panjang dari ukuran
standar.Direncanakan suatu roda gigi yang bila pemesinan telah selesai,
mempunyaidiameter luar 150 mm. Untuk brons perlu ditambah 1,56%, baja 2,08%,
aluminiumdan magnesium 1,30%.
c. Tirus
Bila
pola yang dapatdiangkat dikeluarkan dari cetakan, kadang-kadang tepi cetakan
pasir yangbersentuhan dengan pola terangkat. Oleh karena itu untuk memudahkan
pengeluaranpola, maka sisi tegak pola dimiringkan. Untuk permukaan luar,
biasanya dipakaipenambahan sebesar 1,04% hingga 2,08%. Untuk lubang di sebelah
dalam dapatdigunakan kemiringan sampai 6,25%.
d. Penyelesaian
Permukaan
coran yangakan mengalami pemesinan biasanya diberi tanda tertentu. Tanda
tersebut berartibahwa pola harus dipertebal, sehingga cukup bahan untuk
diselesaikan. Umumnyapenambahan adalah 3,0 mm. Untuk pola yang besar suaian
tersebut harus ditambahkarena ada kemungkinan bahwa benda cor akan melengkung.
e. Distorsi
Distorsi
terjadi padabenda coran dengan bentuk yang tidak teratur karena sewaktu membeku
terjadipenyusutan yang tidak merata. Kemungkinan ini perlu diperhitungkan
sewaktumembuat pola.
f. Kelonggaran
Bila
pasir di sekitarpola ditumbuk-tumbuk kemudian pola dilepaskan, pada umumnya
ruangan pola akanlebih besar sedikit. Pada benda cor yang besar atau benda cor
yang tidakmengalami penyelesaian, hal ini dapat diatasi dengan membuat pola
yang kecilsedikit.
2 komentar:
https://hafidhmind.wordpress.com/2017/03/09/sand-casting/
Klau brli pasirnya d mana bos
Posting Komentar